Berjilbab kok pacaran ?



  • Berjilbab kok pacaran ?
  • Berjilbab kok nyuri ?
  • Berjilbab kok korupsi ?
  • Berjilbab kok perilakunya jelek begitu ?
  • Berjilbab kok tak punya etika ?
Entah berapa sering pertanyaan ini ditanyakan oleh mereka-mereka yang masih menunda hijab. Mereka berdalih jika memutuskan berhijab tapi belum bisa menjaga etika dan sikapnya dengan baik, lama-kelamaan dalih ini menjadi alasan untuk meninggalkan jilbab (hijab) sehingga muncullah kalimat “Ngapain berhijab kalau ternyata masih saja jahat begitu?, yang penting hatinya baik tidak perlulah pakai-pakai simbol segala”.
Tak bisa dipungkiri memang yang berhijab ada yang masih pacaran, yang hijab ada yang korupsi dan berbagai prilaku tak terpuji lainnya. Sejatinya berbicara tentang hal ini sama halnya dengan kita berbicara  istilah islam, coba lihat di senayan sana anggota DPR yang banyak korupsi islam atau bukan?, karena mayoritasnya Islam maka ya tentu Islam yang lebih banyak korupsi dibanding agama lain. Lalu apakah ini menjadi alasan juga bagi kita tidak perlu ber-islam kalau masih korupsi? Tentuk jelas tidak kan?.
Jadi menghubungkan antara sikap berhijab seseorang dengan prilaku kehidupannya sehari-hari kurang tepat meskipun idealnya tentu yang berhijab tentu mesti harus lebih baik dan lebih taat dibanding yang tidak berhijab. Perlu kita garis bawahi hijab itu suatu kewajiban yang jika ditinggalkan maka si wanita tersebut akan berdosa namun jika dilakukan akan mendapat hadiah berupa pahala dan keridhoaan dari Allah SWT. Dan berhijab dengan prilaku lainnya itu terpisah, misalkan si A berhijab namun disisi lain dia pacaran. Tentu berhijabnya selama ia ikhlas menjalankannya akan dihitung sebagai amalan baik oleh Allah SWT, namun pacarannya karena itu sebuah kekeliruan tentu juga akan mendapat ganjaran dari Allah SWT.
Jadi jika ada seorang wanita berhijab namun pacaran bagaimana ?, ada 2 kemungkinan. Yang pertama , dia belum paham bagaimana Islam memandang pacaran, dia juga belum mengerti jika islam melarang mendekati zina sementara pacaran adalah suatu hal yang mendekati zina dan yang kedua adalah   dia sudah tau dan paham namun dikalahkan oleh nafsu syahwatnya sendiri.
Tugas kita sebagai saudaranya mengingatkan kembali tentang makna hijab kepadanya, hijab berarti melindungi dan menjaga tidak hanya fisik namun juga menjaga yang memakainya dari keburukan-keburukan dunia. Lalu manakah yang didahulukan memperbaiki diri atau mengenakan hijab?, tentu jawabannya adalah menggunakan hijab sembari terus memperbaiki diri. Hijab digunakan perilaku yang tidak baik ditinggalkan pelan-perlahan.