Anda Akan Tersentuh Hati Ketemu Tukang Ojek Tua Dengan Tarif Seikhlasnya, Ini Nomor Handphone-nya

Pak Soleh, tukang ojek berusia renta di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, yang pasang tarif seikhlasnya. Tapi masih juga dicueki banyak penumpang karena faktor usia yang membuat calon penumpang tak yakin terlayani dengan baik kalau menggunakan jasa ojeknya.
Anda mungkin punya pengalaman beberapa kali membatalkan naik jasa ojek lantaran Abang tukang ojeknya pasang 'tarif gila' alias kemahalan.
Tapi percayalah, tak semua tukang ojek di Jakarta seperti itu. Masih ada segelintir tukang ojek yang justru pasang tarif seikhlasnya.
Dan justru yang pasang tarif seikhlasnya itu malah dibayari mahal berlipat-lipat oleh penumpangnya. Tak percaya?
Adalah seorang karyawati di Jakarta bernama Dewi Rachmayani yang memosting cerita amat menyentuh tentang kebaikan tukang ojek tua renta di Stasin Palmerah, Jakarta Barat.
Lewat media sosial Facebook, ia menuturkan kisah harunya melihat sosok uzur itu masih berjuang keras mengais rezeki di belantara ibukota yang amat sengit bersaing, sikut-menyikut mencari rupiah, termasuk kalangan ojek.
Tapi Dewi tersentuh ketika menggunakan jasa ojek bapak tua dengan 'tarif suka-suka penumpang.'
Berikut ini kisah Dewi Rachmayani bertemu dengan tukang ojek bernama Pak Soleh yang menyentuh perhatian para facebookers .
Siang ini, batalin orderan grabbike dari stasiun Palmerah - kantor.
Pasalnya, di stasiun Palmerah ketemu kakek2 yg dgn sopan nyodorin helm ke org yg lalu lalang di trotoar.
Namanya Pak Soleh, 65 tahun. Dah 10 thn jadi tukang ojek, sebelumnya pedagang kaca di Pejompongan.
Setiap hari Pak Soleh bergerak dari rumahnya di Sawangan, Depok menuju stasiun Palmerah.
Buat Pak Soleh, gak gampang dapetin penumpang.
"Orang rata2 pada takut kalo yg nyetirin udah tua kaya saya, neng". Jadinya, rata-rata sehari Pak Soleh bawa pulang 60 ribu rupiah, hasil ngojek seharian. Ini dibawah pendapatan tukang ojek konvensional lainnya.
20 menit ngobrol ngalor ngidul sepanjang perjalanan. Menjelang Mega Kuningan, gw tanya berapa ongkosnya.
"Terserah. Seikhlas penumpang aja". Gw desak untuk sebut angka, jawaban Pak Soleh "Kalo 20 ribu kemahalan nggak Neng?"
Di dompet, ada 170 ribu.
20 ribu gw simpen, selebihnya...rezeki Pak Soleh yg kebetulan nangkring dulu di dompet gw.
Mata Pak Soleh berkaca-kaca ketika rupiah berpindah. Gw pinta nomor hpnya dan langsung pamit, nggak mau ketauan kalo mata gw juga tiba2 kelilipan.
Malu, dah bnyk yg Tuhan kasih, tapi gw selalu meminta lebih. Mau mobil yg lebih keren, mau tas yg lebih bnyk, dan lebih-lebih lainnya.
Barakallah ya Pak Soleh. Skrg, yg bakal saya cari di stasiun Palmerah Bapak, bukan ojek2 promo.