Air mata saya menetes saat membaca pesan dari seorang pria bernama MF asal Kebumen yang tertipu oleh scammer.
“Assalamu'alaikum , saya mohon bantuan ibu, saya tertipu di FB oleh wanita yang mengaku asal Syria. Katanya ia akan membangun masjid dan sekolah Islam di Indonesia. Saya orang tak punya, penghasilan sebagai tukang pijat reflexi di Cibubur tak seberapa. Saya juga mengajar anak anak ngaji dengan suka rela.
Sejak lama cita cita saya ingin mendirikan masjid dan sekolah Islam untuk mengajar membaca Al Quran, tapi saya tidak mampu. Lalu ada orang yang menawarkan uang, tentu saja saya tanggapi dengan sepenuh hati dan haqul yaqin. Ternyata mereka komplotan penipu yang pura-pura ingin membantu .
Uang hasil pinjaman sebesar 66 juta habis sudah. Sekarang saya dikejar hutang dan hanya bisa menangis menyesali diri. Mengapa saya begitu percaya pada orang yang ingin menitipkan uang dan membangun masjid di Indonesia. “
Awalnya ada seorang wanita bernama L yang sering membantu laporkan akun akun palsu di FB page “ Waspada Scammer Cinta”Suatu hari ia bertanya “ Bun, siapakah wanita ini? Akun FB nya bernama Mahasin Aasif” Tadinya saya pikir L hanya sekedar bertanya. Saya langsung cek lewat Google images, ternyata photo itu diambil dari website Mesir. Lalu pesan berlanjut” Bun, apa yang harus dilakukan jika ada yang tertipu puluhan juta oleh akun ini.” Saya kaget sekali, langsung minta pada L agar korban cerita langsung pada saya.
Kisah MF :
Bulan puasa lalu ada seorang wanita bernama Mahasin Aasif minta pertemanan dengan MF di Facebook. Ia mengaku orang Syria dan karena perang maka seluruh keluarganya dibom lalu ia diungsikan ke Kanada oleh pihak PBB. (Pesan di FB semua dalam bahasa Inggris dan MF selalu minta bantuan temannya untuk menterjemahkan)
Mahasin ingin pindah ke Indonesia ,memulai hidup baru dan membuka bisnis . Katanya ia memiliki kekayaan sebesar 2,350,000 US dollar. Ia siapkan 50,000 US Dollar untuk membeli lahan, membangun masjid dan sekolah Islam. Sedang untuk MF akan diberikan 20,000 US dollar. MF sangat yakin akan niat baik Muhasin, berharap uang akan ditransfer, iapun memberi tahu nomor akun banknya.
Dengan alasan peraturan di Kanada sangat ketat, maka Muhasin tak bisa mentransfer uang tersebut tapi minta alamat rumah MF di Kebumen Jawa Tengah. Katanya uang 2,350,000 US Dollar akan dikirim lewat Ontime Kanada tapi peraturannya ketat, maka akan dikirim melalui Ontime London.
Tanggal 17 Agustus 2015, MF mendapat telpon dari orang yang mengaku staff Ontime London. Ia diminta mentransfer sebesar 17,5 juta untuk biaya pendaftaran paket masuk ke Indonesia dan akan langsung dikirim ke alamat MF. Penerima harus MF sendiri dengan melampirkan photo copy KTP, KK dan photo ukuran 3x4 masing masing 3 lembar. Mahasin memberi semangat agar MF membayar sejumlah yang diminta agar paket segera diterima.
Dari tempat kerjanya di Cibubur, MF langsung berangkat ke Kebumen, tapi setelah tiba dirumah ada yang telpon. Ia diminta menyediakan uang 55 juta untuk membayar bea cukai di bandara tapi ia tak punya uang sebanyak itu. Lalu boss Ontime London cabang Indonesia membantu sebagian dan MF diminta mengirim 28,5 juta. Saat itu ia masih percaya bahwa paket akan diantar, lalu uangpun dikirim lagi.
MF yang begitu lugu menunggu paket diantar kerumahnya tapi tiba tiba ada yang telpon bahwa pihak bandara menemukan paket yang isinya uang. Maka MF diminta menyediakan tebusan 50 juta tapi ia hanya mampu 20 juta saja, itupun hasil pinjaman. Ia dijanjikan lagi bahwa paket segera dikirim.
Tak lama MF mendapat telpon lagi dari boss Ontime London Indonesia harus ada surat pengesahan International dan pihak bandara minta 50 juta jika ingin diloloskan paketnya. MF menjawab sudah tak punya uang dan bingung harus cari pinjaman kemana lagi.
Akhirnya atas permintaan boss Ontime pihak bandara menurunkan harga menjadi 25 juta rupiah. MF belum juga curiga kalau itu penipuan. Dengan jujur ia bilang hanya ada 15 juta, Si boss Ontime bilang kalau hanya ada segitu , silahkan ambil paketnya di Jakarta tapi MF tak diberi tahu alamat kantornya dimana.
Dalam perjalanan ke Jakarta , MF menerima telpon dari Mahasin yang mengatakan boss Ontime London cabang Indonesia sudah balik ke London karena anaknya sakit. Hp diserahkan pada staff PBB dan ia diminta transfer uang yang 25 juta ke Bank BNI Syariah. Disini MF baru curiga kalau ini penipuan. Saat staff PBB telpon lagi, MF menjawab sudah tak punya uang. Tak lama kemudian FB diblokir dan telpon tak lagi aktif.
Betapa jahatnya scammer, tak peduli korbannya hutang sana sini. Bahkan orang Indonesia rela kerja sama dengan scammers demi menipu saudara sebangsa. Saya sedih mendengar kisah MF, beliau sangat lugu dan tak mengerti kejahatan scammers.
Saya bicarakan hal ini pada seorang polisi di Jakarta, beliau minta agar MF datang menghadap dengan membawa bukti bukti. Semoga komplotan penipu ini bisa tertangkap. Terima kasih untuk Bapak RN. (kompasiana.com)