Brunei Darussalam bukan satu-satunya negara non-Arab yang melarang perayaan Natal pada tahun ini.
Somalia, secara resmi mengumumkan melarang warga mereka merayakan Natal plus tahun baru.
Dikutip dari The Daily Mail, alasan pemerintah setempat, perayaan Natal dan Tahun Baru bertentangan dengan kebuadayaan Islam.
Dirjen Kementerian Agama Somalia, Sheikh Mohamed Khayrow, mengatakan, militer akan membubarkan semua perayaan Natal dan tahun baru yang dilakukan oleh warganya di ibukota Somalia, Mogadishu.
"Semua even berkaitan dengan Natal dan perayaan tahun baru bertentangan dengan kebudayaan Islam, dan ini akan merusak akidah masyarakat muslim. Tidak boleh ada perayaan sama sekali, tahun ini," kata Khayrow.
Keputusan ini diumumkan pemerintah Somalia hanya satu hari setelah Sultan Brunei, Sultan Hasanal Bolkiah, mengumumkan hal serupa.
Menurut pemerintah Somalia, adanya perayaan Natal dan tahun baru juga dikhawatirkan memprovokasi gerakan radikal sayap kanan, Al-Shahaab, untuk melaksanakan aksi teror.
Disadur dari Wikipedia, sebanyak 99,8 persen penduduk Somalia merupakan pemeluk agama Islam. Sementara sisanya, memeluk agama kristen dan Katolik. (*)