Lelaki itu akhirnya menceritakan masa lalunya kepada Syaikh Abdul Muhsin. Ia dulunya adalah seorang dukun yang sukses. Bukan hanya bisa memperoleh banyak uang, tetapi kekebalan tubuhnya juga membuat kagum banyak orang.
Hingga tiba suatu hari saat ia memamerkan kesaktiannya… Mulanya, hanya decak kagum dan tepuk tangan membahana mengiringi aksinya. Dua bilah pisau di tangan kanan dan tangan kiri, ia tusuk-tusukkan ke perutnya. Ajaib. Ia tak terluka. Tidak juga kesakitan.
“Sebenarnya ada syetan dari kalangan jin yang bersemayam di dalam tubuhku. Merekalah yang menahan dan merekayasa sehingga perutku tidak terluka, tidak berdarah dan aku pun tak merasa sakit” tuturnya.
Tiba-tiba, seorang pemuda menghampirinya. Pemuda itu berjalan dengan tenang. Pakaiannya meniru pakaian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia juga berjanggut dan mengenakan siwak. Terdengar dari lisannya:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوم
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya)…” (QS. Al Baqarah: 255)
“Tiba-tiba syetan yang ada dalam tubuh saya keluar satu per satu. Seketika aku merasakan sakit yang luar biasa. Darah mengucur… kemudian aku tak sadarkan diri. Lantas aku dilarikan ke rumah sakit. Tiga bulan aku menderita sakit setelah dioperasi,” lanjutnya.
Saat syetan-syetan itu kembali, dukun tersebut bertanya mengapa mereka meninggalkannya. “Kalau saja pemuda itu maju dan menyelesaikan ayat kursi, kami semua akan binasa”
Bersatunya kembali dukun dan syetan-syetan itu menyepakati satu hal; membalas dendam pada pemuda tersebut. Maka digelarlah ritual khusus. Sang dukun bersedia tidak keluar dari rumahnya, tidak membuka praktek, demi mencelakakan sang pemuda.
Hari pertama misi balas dendam dimulai. “Saya akan mencukil kedua mata pemuda itu,” kata salah satu syetan. “Saya akan memancarkan darah dari urat nadinya,” sahut syetan yang lain. Namun apa yang terjadi? Setelah beberapa waktu mereka pergi, mereka pun pulang dalam kondisi payah.
“Pemuda itu tidak bisa dicelakai hari ini,” kata mereka.
Hari kedua. Syetan-syetan itu pergi ke rumah sang pemuda, namun kemudian kembali pulang dalam kondisi kalah. Demikian pula hari-hari berikutnya. Syetan-syetan itu kembali pulang menemui dukun tersebut dan tak pernah berhasil mencelakai pemuda. Hingga tiga tahun misi itu dijalankan, akhirnya sang dukun pun menyerah.
“Apa rahasia pemuda tadi?” tanya Syaikh Abdul Muhsin.
“Kata syetan-syetanku, pemuda tersebut tidak pernah melalaikan shalat”