Seorang laki-laki menderita diabetes akut. Dokter memberikan vonis, usianya tidak akan sampai dua bulan. Pasalnya, bau busuk yang berasal dari lukanya itu sudah tercium dari jarak dua ratusan meter. Namun, laki-laki yang seorang mualaf ini memiliki keyakinan penuh akan sembuh.
Sebab merasa hidupnya tak lama pula, ia pun berniat segera berangkat haji. Pikirnya, jika pun meninggal, ia telah menyempurnakan rukun Islam yang lima. Sayangnya, tiada yang mendukungnya kecuali paman dan anak-anaknya.
Sang Paman mengatakan, “Jika niatmu tulus, berangkatlah. Jangan urusi omongan orang. Mereka hanya berkata. Kamu yang merasakan.”
Saat pertama kali memasuki mobil menuju bandara, anak pamannya berkata, “Lukamu gak bau ya?” Si laki-laki yang menganggap ungkapan tersebut sebagai candaan pun mengatakan, “Kayaknya, hidungmu sedang flu. Jadi tidak bisa membau.”
Seraya terus meluruskan niat, tatkala sudah berada di gurun pasir sekitaran Masjidil Haram, laki-laki ini pun berguling-guling tanpa merasakan malu atau panas. Tutur seppunya, “Karena perbuatannya itu, dia dianggap seperti orang gila dan menjadi pusat perhatian.”
“Namun,” lanjutnya antusias, “Lukanya benar-benar sembuh. Dan tidak sedikit pun meninggalkan bekas.”
Tak lama setelah itu, ia langsung menghubungi dokter yang memvonisnya tempo hari. Terperanjak, si dokter pun mengusulkan agar ia melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan. Maka, laki-laki yang memang berpunya ini langsung mengagendakan perjalanan ke Singapura selepas kelar haji.
Tiba di Singapura, si dokter kaget. Katanya, “Anda tidak menderita penyakit apa pun.”
Setelah itu pula, dia pulang dengan membawa nadzar yang mulia, “Saya tebang 1000 pohon durian Bangkok dari 1700 pohon yang saya miliki. Selanjutnya, saya akan membangun sebuah mushola di atasnya.”
Benarlah, mushola bagus nan asri itu berdiri di tengah sisa kebun duriannya. Kini, laki-laki ini hidup bahagia dengan istri dan lima anaknya di kawasan Jakarta.
Keyakinan. Itulah satu kunci kesembuhan setelah iman. Laki-laki dalam kisah nyata ini merasa yakin bahwa Allah Ta’ala akan menyembuhkannya. Dan ia, sebelum berangkat ke Tanah Suci, telah berobat ke banyak tempat. “Jika uang untuk berobat dikumpulkan, sudah bisa untuk membeli tiga mobil,” kisahnya.
Ada yang masih ragu? Semoga Allah Ta’ala meyakinkan kita. Aamiin. [Pirman/Kisahikmah]