Islam melarang laki-laki berduaan (khalwat) dengan perempuan yang bukan mahramnya. Sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
لا يخلون رجل بامرأة إلا مع ذي محرم فقام رجل
“Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kacuali jika bersama dengan mahrom sang wanita tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
لا يخلون أحدكم بامرأة فإن الشيطان ثالثهما
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad, Thabrani, Baihaqi dan Ibnu Hibban)
“Cukup Anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita, maka hormon ketegangan Anda akan meningkat,” Syaikh Al Kahil sengaja membuka penjelasannya dengan temuan studi ilmiah yang dimuat pada surat kabar Daily Telegraph.Mengapa Islam melarang khalwat dengan lawan jenis non mahram? Berikut ini penjelasan ilmiah hasil penelitian di Universitas Valencia seperti diuraikan Syaikh Abdul Da’im Al Kahil dalam bukuAsrarus Sunnah Nabawiyah.
Selanjutnya, Syaikh Al Kahil menjelaskan, para peneliti di Universitas Valencia menemukan bahwa seorang yang berkhalwat dengan wanita yang memiliki daya tarik akan menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortisol. Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya stres dalam tubuh. Meskipun subjek penelitian mencoba untuk mengalihkan pandangan atau mencoba tidak memikirkan wanita menarik di dekatnya tersebut, sekresi hormon terus terjadi. Jadi, hanya duduk berduaan saja, tidak menyentuh, tidak memegang, tidak fokus pada keindahan tubuh wanita itu, ternyata sekresi hormon kortisol pada lelaki tersebut tidak dapat dicegah.
Menurut para ilmuwan, hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh. Namun jika proporsinya meningkat akibat sekresi dan proses itu terus berulang, maka dapat menyebabkan penyakit serius seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Ia juga bisa mengakibatkan diabetes.
Sekresi hormon kortisol ini tidak terjadi ketika wanita yang di dekatnya adalah ibunya atau saudara kandungnya. Tubuh seperti otomatis mendeteksi bahwa tak mungkin mereka menjalin hubungan cinta dan hubungan intim sehingga proses sekresi tidak terjadi.
Sedangkan jika wanita di dekatnya adalah wanita asing (yang bukan mahramnya), maka dia bisa membayangkan menjalin hubungan dekatnya. Agaknya, inilah yang secara otomatis mempengaruhi sekresi hormon kortisol.
Masya Allah… demikianlah ajaran Islam. Ia memiliki rahasia dan hikmah yang kadang sebagiannya baru terungkap di satu waktu dan sebagiannya lagi baru terungkap di zaman berikutnya. Selain hasil penelitian terkait hormon kortisol ini, telah diketahui bahwa khalwat menimbulkan banyak efek negatif. Diantaranya menjadi sarana zina dan perkosaan. Tidak sedikit kasus zina dan perkosaan yang bermula dari khalwat. Dari kasus itu, dampak negatif berikutnya lebih parah. Stres, aborsi hingga bunuh diri. Na’udzu billah min dzaalik. [Tim redaksi Kisahikmah.com]