Orang jujur masih ada di Jakarta. Anda bisa lihat contoh kasus ini, sopir taksi Ruslani mengembalikan uang penumpang yang tertinggal senilai hampir Rp 200 juta.
"Saya lebih memilih sedikit yang halal daripada uang banyak dengan cara haram," terang Ruslani saat berbincang di kantor Express Grup, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Ruslani mengisahkan soal uang yang dia temukan di kursi belakang itu. Awalnya, dia mendapat penumpang dua orang pria. Keduanya membawa koper dan tas kresek berwarna hitam. Penumpang itu naik di sekitar balai kota DKI dan menuju ke kawasan Taman Menteng.
"Dua laki-laki dia bawa koper 2 dan kantong kresek. Yang bawa koper duduk di belakang, kopernya nggak ditaruh bagasi. Satu lagi duduk di depan dia bawa kantong kresek dan tas. Kantong kresek ditaro dibawah kakinya. Kurang lebih perjalan setengah jam waktu itu sampe ke Chris Galery," urai dia.
"Pas turun sudah saya ingetin kalau ada barang tertinggal, waktu itu saya tidak tahu ada kantong kresek yang tertinggal. Karena posisinya gelap dan kantong itu berwarna hitam," tambah dia lagi.
Peristiwa ini terjadi pekan lalu, sekitar pukul 19.00 WIB. Pria yang akrab disapa Ruslan ini sebenarnya tidak tahu apa isi bungkusan hitam yang tertinggal di jok depan. Dia mendiamkan saja, karena tidak lama ada penumpang naik dengan tujuan ke Bogor.
Setelah mengantar penumpang dari Bogor, dia menepi di jalan. Lalu memeriksa kantung kresek tersebut. Ruslan tidak berani membuka bungkusan di dalam kantung kresek. Dia hanya menyenter dan dari cahaya terlihat uang Rp 100 ribu.
"Saya dag dig dug waktu itu," jelas pria yang sudah 18 tahun menjadi sopir taksi ini.
Ruslan kemudian segera kembali ke pul taksi Ciganjur, dia berniat mengembalikan kantong kresek itu ke kantornya. Karena mungkin saja penumpang menghubungi kantor Express. Memang benar tidak lama, ada petugas dari pusat mengontaknya.
"Ada juga orang yang menelepon mengajak saya ketemu di suatu tempat, janjian. Tapi saya memilih agar bertemu di kantor saja," urai dia. Saat itu dia mengaku hanya berjaga-jaga.
"Sesampai di pul kantong saya serahkan ke bagian operasi sekitar jam 9-an malam. Setelah itu ada serah terima, saya kembalikan jabat tangan baru bisa plong hati saya," tutur Ruslan. Saat itu uang dihitung dan nilainya sekitar Rp 194 juta rupiah.
(ed/dra)