5 Penistaan Simbol Islam di Indonesia Tahun 2015 - 2016



Penistaan simbol-simbol Islam yang telah terjadi berkali-kali menjadi perhatian serius PBNU. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menilai penistaan itu sudah tidak wajar.

Apa saja bentuk penistaan tersebut? Berikut 5 kasus paling melukai umat Islam sepanjang 2015 – 2016:

1. Sajadah dijadikan alas tari


Kasus ini baru saja terjadi. Pada saat menyambut HUT Kemenag ke-70 di Jakarta, Ahad (3/1/2016), salah satu acara yang digelar adalah tari-tarian. Yang menjadi masalah, tari-tarian itu diperagakan di atas karpet bermotif masjid alias sajadah.

Menteri Agama Lukman H Saifuddin kemudian meminta maaf atas “insiden” itu. Panitia HAB ke-70 Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta juga meminta maaf sambil menjelaskan bahwa penggunaan sajadah sebagai alas tari hal itu bukan kesengajaan.

2. Terompet dari sampul Al Quran


Menjelang tahun baru 2016, masyarakat dikejutkan dengan temuan terompet dari sampul Quran.

Sebagian pihak mencoba menjelaskan bahwa hal itu bukanlah kesengajaan, namun ternyata polisi berhasil menemukan 2,3 ton sampul Al Quran yang hendak dijadikan terompet.

3. Adzan iringi lagu Kristen saat natal bersama


Dalam perayaan Natal Bersama Nasional yang digelar di rumah Gubernur NTT, Kupang pada Senin (28/12/2015) lalu, dikumandangkan adzan untuk mengiringi lagu rohani Kristen berjudul Ave Maria.

Sontak hal itu menuai protes umat Islam. Imam Masjid Istiqlal KH Ali Mustofa Yakubmengecam dikumandangkannya adzan untuk mengiringi lagu rohani Kristen tersebut. Ia menegaskan, hal itu merupakan campur aduk antara perkara yang haq (benar) dan batil (salah) dalam agama.

4. Bacaan Quran Langgam Jawa di Istana Negara


Istana Negara menggelar peringatan Isra’ Mi’raj pada Juma’t (15/5/2015) lalu. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Jokowi dan ibu negara serta pejabat tinggi negara baik dari kalangan eksekutif maupun legislatif.

Sejak dimulai, banyak kesalahan dalam acara tersebut. Mulai dari MC salah sebut acara, salah sebut tahun hijiryah, hingga salah sebut tanggal. Yang paling menjadi sorotan adalah qiraah dengan langgam Jawa yang dibawakan oleh M. Yaser Arafat.

5. Sandal bermotif surat Al Ikhlas


Pada Oktober 2015, masyarakat Jawa Timur dikejutkan dengan beredarnya sandal bermotif lafaz Allah. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata motif lengkapnya adalah kaligrafi surat Al Ikhlas.

MUI, Polda Jatim dan DPRD Jatim pun turun tangan ke pabrik pembuatnya dan akhirnya pemilik pabrik sandal itu minta maaf.