Pesan Dajal Assad Pada Warga Madaya: Kelaparan Atau Berlututlah!



Sebuah pesan kepada warga yang kelaparan di Madaya-Suriah dilukis di dinding dengan cat semprot mengatakan “Kelaparan atau Berlututlah” dan ditandatangani oleh “Tentara Assad.” Banyak orang di Barat telah bertanya-tanya mengapa pemerintah membiarkan rakyatnya sendiri kelaparan dan pesan ini memberikan mereka jawaban. Rezim Hizbullat dan Assad membuat warga sipil kelaparan untuk memaksa mereka menyerah kepada otoritas Assad.
Maksud mengerikan dari pesan tersebut menyatakan ini bukanlah hal yang baru bagi rakyat Suriah. Kenyataannya adalah bahwa grafiti yang berisi ancaman mewakili setiap sikap yang memicu meletusnya revolusi.
assad letterKetika “Prajurit Assad” mengatakan bahwa hanya dengan menyerah total kepada otoritas Assad dan antek-anteknya akan menyelamatkan warga dari yang mati kelaparan, mereka telah menjalankan kontrol brutal yang telah meneror warga Suriah selama lebih dari empat dekade kekuasaan tirani keluarga Assad.
Arti “berlutut,” yang dimaksud dalam banyak ancaman serupa di Suriah berarti berlutut tidak hanya untuk diktator di Damaskus, tetapi juga untuk siapa saja yang bekerja kepada rezim atau pendukungnya seperti personil militer, pasukan keamanan dan Shabiha, yaitu mereka yang dengan brutal melakukan penyiksaan terhadap warga sipil Suriah sejak pemberontakan meletus pada Maret 2011.
Suriah di bawah Assad, memiliki hukum tak tertulis yang melindungi hak para pendukung rezim untuk menyiksa dan memaksa warga untuk tunduk dan patuh.
Dalam perkataan salah satu anggota oposisi, “Setelah kita patuh, kita berada di sisi yang sama.” Ketika otoritas tidak diakui karena pemaksaan yang mereka lakukan, maka pihak pembangkang akan diberi label sebagai “teroris” atau sejenisnya.
Ketika anak-anak sekolah ditangkap dan disiksa di Daraa Maret 2011, ayah mereka diberitahu oleh pasukan keamanan untuk pulang dan melupakannya dan membuat lebih banyak anak lagi. Pasukan rezim mengatakan bahwa jika mereka tidak bisa melakukannya, mereka bisa mengirim istri mereka kepada mereka dan mereka yang akan melakukannya.
Hamza al Khateeb, berusia 13 tahun disiksa dengan brutal dan dibunuh di tahanan pasukan keamanan Assad, ia juga dituduh sebagai “teroris” dan orang tuanya diancam untuk tetap diam tentang apa yang telah dilakukan kepada anak mereka.
Ketika tentara Assad diberi botol air dan mawar oleh Ghyath Mattar, yang bekerja di sebuah toko roti dan mengorganisir protes damai menyerukan reformasi pemerintah, ia juga dicap sebagai “teroris” oleh rezim dan disiksa sampai mati setelah ditangkap oleh preman Assad.
Ketika demonstran tak bersenjata ditembak di kepala oleh penembak jitu rezim selama demonstrasi damai, Assad menyalahkan kematian mereka sebagai “teroris” asing dan menggunakannya sebagai alasan untuk mengobarkan perang habis-habisan terhadap rakyat Suriah.
Dalam Video awal revolusi memperlihatkan aparat keamanan tanpa ampun menyiksa pemuda yang telah dilucuti pakaian mereka dan memaksa mereka untuk sujud pada poster Assad, dan  baru-baru ini kita mendapat lagi bukti mengerikana dari ribuan foto jasad tahanan yang disiksa dan kelaparan di penjara Assad setelah foto tersebut berhasil diselundupkan keluar dari Suriah oleh seorang pembelot yang disebut “Caesar.”
Banyak pasukan Assad juga telah dihukum tanpa alasan kejahatan apa pun kecuali mereka telah berani menolak semua ketidakadilan rezim, orang-orang tersebut ditangkap saat mencoba membelot dari rezim.
Bagi mereka yang bertanya-tanya mengapa orang -orang Suriah ini tidak bersedia menyerah kepada rezim, jawabannya karena kehormatan dan martabat adalah hal yang sangat berharga dan mereka memilih bertahan dan melawan.
Bagi mereka yang bersikap brutal dan memberi hukuman untuk setiap orang yang menolak untuk berlutut, tidak akan pernah ada kata cukup bagi ambisi mereka terhadap kekerasan, kekuasaan dan kontrol.(ts/middleeastupdate)