Tak banyak negara di dunia bahkan di Asia yang mengembangkan dan menguasai teknologi jet tempur. Di Asia, hanya beberapa negara yang mengembangkan secara mandiri jet tempurnya. Untuk Asia Tenggara, baru Indonesia saja yang sedang masuk dalam tahap pengembangan jet tempur.
Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggandeng Korea Aerospace Industries (KAI) untuk mengembangkan dan memproduksi jet tempur generasi 4.5 bernama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
"Di Asia Tenggara baru kita. Kalau Asia sudah ada China yang kembangkan, Jepang belum. India juga belum tapi mereka baru mulai. Pakistan dia pakai lisensi China," kata Direktur Utama PTDI, Budi Santoso usai acara penandatanganan pengembangan KFX/IFX di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Korsel digandeng karena bersedia memberikan penguasaan teknologi sampai 100%. Indonesia juga dilibatkan dari awal pengembangan hingga produksi. Dari total proyek yang senilai US$ 8 miliar atau Rp 111,52 triliun (US$ 1 = Rp 13.940), Indonesia berkontribusi 20% dan sisanya yakni 80% ditanggung oleh Korsel.
Selain itu, Korsel memiliki pengalaman mengembangan jet tempur T-50 Golden Eagle yang merupakan kerjasama antara KAI dan Lockheed Martin, Amerika Serikat.
"Kita belajar ke Korea karena dia telah kembangkan T-50. Dia kerjasama dengan Amerika Serikat tapi nggak semua teknologi yang dikembangkan diberikan ke Korea. Akhirnya, mereka mau kembangkan sendiri, dan nggak mau gandeng negara maju karena nggak mau kasih teknologi. Ini kesempatan kita cari partner karena nggak setiap negara punya program pengembangan jet," tambahnya.
Di tempat yang sama, Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisjahbana menjelaskan penguasaan teknologi dan produksi jet tempur memiliki pengaruh tinggi terhadap pertahanan sebuah negara. Pada perang modern, fasilitas udara bakal menjadi serangan utama. Begitu pangkalan udara lumpuh maka kekutan darat dan laut tidak akan berkutik sehingga pengembangan dan kepemilikan jet tempur secara mandiri sangat diperlukan.
"Pertahanan wilayah udara nomor satu. Ini sangat kritikal untuk pertahanan bangsa maka kita mesti punya sendiri (jet tempur). Alhasil, kita taruh insinyur terbaik untuk proyek KFX/IFX," kata Andi.