Syekh Madura, Ulama Nusantara Pertama yang Mengajarkan Al Qur’an di Afrika Selatan


Kramat di Pulau Robben. Foto: Merdeka.com

KETUA Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku tertegun melihat perjuangan ulama dan umat Islam pada masa penjajahan.
“Betapa kuat perjuangan mereka melawan penjajahan, ingin sekali agar negeri ini merdeka, berdaulat atas nama Islam dengan ragam bangsa yang saat itu bermacam-macam, kerajaan dan kesultanan,” ujarnya dalam Refleksi Perjalanan Kaum Muslimin di Indonesia di gedung DPP PBB, Jakarta Selatan, Sabtu (9/1/2016).
Salah satu yang menginspirasinya adalah Syekh Abdurrahman atau dikenal Syekh Madura. Yusril mengunjungi makam pejuang asal Bangkalan tersebut di Tanjung Harapan, Capetown, Afrika Selatan, tepatnya di Pulau Robin.
“Saya datang ke dua kali ke tempat itu. Karena pertama kali saya membaca buku Nelson Mandela selepas ia keluar dari penjara,” cerita Yusril.
Pertama kali Nelson Mandela keluar penjara di Robin Island, lanjutnya, ia berjalan keluar. Di depan pintu gerbang itu ada sebuah makam yang orang Afrika menyebutnya The Kramat.
Sambil menunjuk makam tersebut, ungkap Yusril, Mandela mengatakan, “Apalah artinya saya 27 tahun ditahan di pulau ini bila dibandingkan orang ini. Saya tidak tahu siapa orang ini, mungkin ia adalah pahlawan dan pejuang di negaranya. Ia ditangkap dan dipenjarakan dan mati di pulau ini.”
Di pulau itu ada delapan makam. “Yang satu sudah dibangun, sekarang bagus jadi masjid kecil. Orang berziarah, membaca yasin, tahlil dan sebagainya,” tutur Yusril kemudian.
Pakar hukum tatanegara itu mengatakan ada prasasti di makam tersebut. Prasasti tersebut berisi beberapa tulisan, dirinya sempat mengabadikan tulisan dalam prasasti itu.
Berikut yang tertulis sebagaimana dibacakan Yusril:
The Prince of Madura, Syekh Abdurrahman Mothura, was verdict to the Island in 1742, with seven of his follower after being captured in stright of Madura in Indonesia.
For the existing that rule, he died  on the island in 1754. It is belive that his body was puried here the side by The Kramat was build in 1969.
Dimakam itu dikatakan, “The Sayyid of Madura. The first man who reading the holy quran in South Africa.”
Karena penasaran, mantan Menteri Sektetaris Negara ini menelusur lebih jauh tentang Syekh Abdurrahman. Yusril menemukan bahwa ia adalah Cakraningrat IV yang beperang bersama Pangeran Trunojoyo dan tertangkap oleh Belanda di selat Madura. Kemudian dibuang ke Afrika Selatan dan dipenjarakan disana.
Oleh masyarakat di sana, Syekh Abdurrahman dijuluki orang pertama yang membaca Alquran di Afrika Selatan.
Selain makam Syekh Abdurrahman, Yusril mengatakan ada makam lainnya yang oleh warga setempat dijuluki “The Hero of Batam.” Berbaring di situ adalah Syekh Yusuf al-Makassari yang lebih dulu diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto. (suandriansyah/Islampos)