Adhyaksa Dault: Lebih Baik Pilih Pemimpin Muslim Tapi Tidak Korupsi



DALAM pengajian “The Fantasiru” pimpinan Yuke Sumeru yang digelar di Masjid Pondok Indah, Senin (1/2) malam, Calon Gubernur DKI Jakarta Adhyaksa Dault menegaskan, jika Jakarta ingin dipimpin oleh orang beriman, maka jangan pilih pemimpin kafir.
“Bagaimana Jakarta beriman, kalau pemimpinnya kafir. Dan mengapa harus memilih pemimpin kafir, jika masih banyak pemimpin muslim. Jika warga Manado mayoritas penduduknya non muslim, silahkan saja jika pemimpinnya kafir. Begitu juga Bali. Tapi Jakarta yang sebagian besar warganya beragama Islam, maka wajar saja jika kota ini dipimpin oleh calon gubernur yang muslim,” ungkap Adhyaksa,
Lebih lanjut Adhyaksa yang juga menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, mengajak jamaah yang hadir agar tidak terjebak dengan ucapan seperti ini: “Lebih baik memilih pemimpin kafir tapi tidak korupsi, daripada memilih pemimpin muslim tapi korupsi.” Itu adalah propaganda yang menyesatkan.
“Tentu idealnya adalah memilih pemimpin muslim, tapi tidak korupsi. Sebagai muslim, kita harus tegas pada orang kafir, tapi lemah lembut kepada sesama muslim. Jangan di balik, lemah lembut kepada orang kafir, tapi kasar kepada sesama muslim,” tandas Adhyaksa.
Adhyaksa mengaku sering dibully habis-habisan oleh Ahok dan tim suksesnya. Untuk menjadi Cagub DKI Jakarta, Adhyaksa dituding menjual agama. Atas tuduhan itu, Adhyaksa menganggap tuduhan itu tidak berdasar.
Perang Urat Saraf
Seperti diberitakan media massa, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, terlibat perang urat saraf dengan salah satu kandidat calon gubernur DKI Jakarta, yakni mantan Menpora, Adhyaksa Dault (1/2). Ahok menyayangkan pernyataan Adhyaksa yang menilai mayoritas masyarakat Jakarta tidak menginginkan Ahok kembali menjabat sebagai Gubernur.
Ucapan Adhyaksa itu terlontar akhir pekan lalu saat diwawancara seorang wartawan. Ia mengomentari hasil survei elektabilitas 12 nama calon gubernur DKI versi lembaga CSIS yang dirilis baru-baru ini.
Dalam survei itu, Ahok menempati urutan teratas 43,25 persen, sedangkan di bawahnya adalah Ridwan Kamil 17,25 persen, Tri Rismaharini 8 persen, Adhyaksa Dault 4,25 persen, dan Hidayat Nur Wahid 4 persen. Hasil survei CSIS menempatkan Adhyaksa berada di nomor urut empat bursa Cagub DKI.
Mendengar pernyataan Adhyaksa, Ahok balik menuding. Menurut dia, justru mayoritas masyarakat Jakarta yang tidak suka dengan Ketua Kwarnas Pramuka itu.
“Adhyaksa Dault cuma berapa persen ya? Empat persen atau dua persen saya enggak tahu. Kalau dia gunakan cara seperti itu, kasihan dia dong. Berarti 96 persen orang Jakarta enggak suka dia. Kan kasihan,” kata Ahok di Balai Kota, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/2).(Desastian/Islampos)