Kembali lagi harus saya katakan bahwa para pendukung Ahok itu memang asli culun-culun. Mulai dari Cyber Armynya di media-media social, Teman Ahok, Partai baru itu (PSI ya?) dan para Orang-orang tua yang mati-matian mendukung Ahok. Sama semuanya yaitu culun-culun dan Lebay.
Saya tadinya hari ini tidak ingin menulis tentang Ahok, tetapi karena di Facebook saya penuh dengan kampanye-kampanye yang culun-culun akhirnya jadi teringat acara Mata Najwa semalam. Begitu juga sewaktu sorenya menonton TV One yang ada nara sumbernya Ahmad Dani.
Saya bahas sedikit yang di TV One dulu. Ahmad Dani dikonfirmasi dan ditanyakan oleh presenter TV One karena Foto anaknya AlGazali (Al) dijadikan Plintiran dalam upaya untuk memenangkan Ahok. Sebuah Foto dari Al yang memegang kertas yang berisi tulisan support untuk kawannya (tulisan setahun lalu) dirubah oleh Cyber Army Ahok dengan tulisan Saya anak Ahmad dani tetapi saya dukung Ahok.
Al yang tahu fotonya di meme langsung membuat foto asli yang baru dan di tweetnya kea kun Twitter Ahok. Tulisan di foto, saya AlGazali dan saya tidak mungkin mendukung Ahok. Al juga memperingatkan Ahok : Om, ini foto asli saya. Tolong jangan diedit lagi. Begitulah pesan dari Al (Algazali). Saya Tanya : Culun bukan Cyber Army Ahok? :D
Dalam berita sore kemarin di TV One itu juga presenter menunjukkan satu dari sekian banyak foto yang diplintir oleh Cyber Army Ahok. Sebelumnya yang sudah menghebohkan dan sudah ketahuan adalah seorang ABG cewek beragama Kristen dan tinggal di Tangerang iseng memakai kerudung dan memegang sebuah kertas bertuliskan saya muslim dan saya mendukung Ahok. Foto itu sudah menjadi viral dan melahirkan kontroversi.
Berbeda dengan itu, yang ditunjukkan kemarin sore di TV One adalah Foto yang bergambar sejumlah masyarakat yang berduyun-duyun ke suatu Gedung. Yang beredar di media social kemarin-kemarin, foto itu diberi keterangan masyarakat berduyun-duyun memberikan KTP nya untuk Ahok. Akhirnya ketahuan bahwa foto itu aslinya tidak berhubungan dengan Ahok. Itu foto 2 tahun lalu dimana masyarakat sedang mengejar Tiket Murah dari satu pertunjukkan. Begitulah cara-cara kampanye yang culun-culun dari para pendukung Ahok.
Lebih lucunya lagi, ada wanita cantik yang berasal dari Partai PSI kemarin di wawancarai Presenter TV One. Dia disebut Pakar Komunikasi atau apa saya lupa. Tadinya dia membahas tentang partainya yang berisi anak muda dengan semangat perubahan. Tetapi akhirnya secara tidak sengaja dia mengakui bahwa Partainya mendukung Ahok dengan cara berkampanye lewat media social. Kampanye di televisi maupun media lain mahal katanya.
Begitu ditanya TV One, mengapa PSI yang eksis di media social. tidak menegur cyber army Ahok yang suka memplintir-plintir foto, jawaban wanita cantik itu maaf kami baru saja eksis di media social jadi belum tahu keberadaan foto-foto itu. Ya saya tersenyum saja mendengar keterangannya. Foto-foto itu beredarnya juga baru 1-2 minggu terakhir, memangnya partai PSI berkampanye untuk Ahok baru pada hari kemarin saja? :D
Dan untuk Ahmad Dani sendiri, ketika ditanyai bagaimana kesannya tentang kampanye di Media Sosial, Dani menjawabnya tidak tertarik. Menurut Dani di media social itu banyak bohongnya dan tidak mencerdaskan sekaligus berbahaya. Pengalaman pahitnya dirinya pernah difitnah karena orang percaya bahwa dia pernah men-tweet akan memotong burung bila Prabowo kalah di Pilpres.
Kabar dari media lain diberitakan Ahmad Dani sudah meminta Pengacaranya menuntut orang yang memplintir foto Algazali. Sudah diketahui namanya dan lokasi penggugah. Nama orang tersebut Yohanes dan berlokasi di Malang Jawa Timur.
Selanjutnya kita membahas acara Mata Najwa. Saya membahas ini gara-gara ada beberapa postingan di facebook yang membesar-besarkan nama Teman Ahok. Teman Ahok Bersih katanya. Mereka dapat dana dari menjual merchandise dengan pemasukan Rp.3 Milyar. Di acara Mata Najwa juga ada informasi begitu.
[JUDUL UTAMA] BISA DIPASTIKAN ACARA MATA NAJWA SUDAH DIBELI AHOK
Seminggu yang lalu nama Ahok jatuh gara-gara acara ILC Ahok dianggap banyak kalangan sebagai orang yang Pengecut dan tidak berani menghadapi Debat dengan para Penantangnya di ILC. Gara-gara Ahok disebut demikian, para pendukung Ahok marah besar dan akhirnya Karni Ilyas dibully ribuan orang, termasuk Kompasianer Terbaik yang ada di Kompasiana, Daniel HT.
Bahasa mereka sama dengan Anton Medan yang kabur dari acara ILC karena tidak mampu berdebat dengan Ahmad Dani, Adhiyaksa dan lain-lain. Anton Medan yang mantan Preman insyaf itu tidak memiliki latar belakang polisi maupun akademisi jadi dia tidak tahu bahwa sudah 10 tahun acara ILC itu isinya memang perdebatan/ diskusi dari 2 pihak yang berbeda pandangan. Anton Medan dan Daniel HT menganggap acara ILC itu sebagai sarana Penghakiman untuk Ahok. Sungguh culun mereka itu. Dan kabar terakhir ternyata kemarin Anton Medan berantem dengan Ahok di kantor Ahok. Kelihatannya ada Nego yang tidak Deal sehingga Anton medan batal mendukung Ahok.
Sekarang kita bahas acara Mata Najwa.
Acara Mata Najwa sebelum-sebelumnya adalah acara Talkshow yang bagus sekali. Najwa Sihab sebagai Jurnalis muda yang cantik dan sangat cerdas biasanya mampu mengorek dalam hal-hal yang menarik dan kadang hal-hal yang kontroversial dari narasumber yang ditampilkan.
Sayangnya setelah Nasdem berkuasa (Metro TV adalah Televisi milik Surya Paloh, pemilik Nasdem). Maka kemudian acara terbaik mereka sudah tercemari oleh kepentingan politik. Saya mencatat sewaktu Kasus Papa Minta Saham (Setya Novanto), Mata Najwa menghadirkan Sudirman Said yang kontroversial. Yang menjadi heboh, sore hari sebelum acara tersebut Sudirman membuat laporan ke MKD tentang Tokoh kuat yang katanya (versi Sudirman) mencatut nama Presiden. Sore hari baru melapor Ke MKD, malam harinya Najwa Sihab sudah mendapatkan salinan surat laporan Sudirman Said yang berisi nama Setya Novanto. Ini jelas manuver politik dari Nasdem dan acara Mata Najwa sudah kehilangan moralitasnya.
Acara semalam yang menampilkan Ahok membuat saya tertawa dalam hati. Ahok dikesankan seorang Pemberani. (ya jelas saja Berani karena hanya dia seorang yang menjadi nara sumber). Dari poin itu saja sudah terlihat bahwa Acara semalam memang dikhususkan untuk Kampanye dari Ahok.
Tetapi sayangnya Kampanye Ahok semalam malah membuka borok-borok Ahok. Gagal Total nilai yang diharapkan akan diraih oleh acara tersebut.
Hanya satu-satunya Narasumber yang ditampilkan membuat Fockus acara hanya ke Pribadi Ahok. Dan lihatlah audience yang hadir. Kalau ada rekamannya di Youtube ataupun disiarkan ulang oleh Metro Nasdem (Metro TV), tolong lihat audience yang hadir. Tebak saja sendiri mereka dari kalangan mana. Saya sih menebaknya mereka keluarga besar Teman Ahok, keluarga besar Gereja dan keluarga besar Ahok sendiri. Lihat saja hanya ada 3 wanita berjilbab dari ratusan orang yang hadir. Salah satu wanita berjilbab adalah Amelia yang berumur 22 tahun yang disebut sebagai Koordinator Teman Ahok.
Acara dimulai dengan aksi pura-pura Mata Najwa yang menyentil apakah Ahok seorang yang berambisi kekuasaan. Berbeda dari acara Mata Najwa tahun lalu yang biasanya Najwa Sihab rajin mencuri /memancing informasi actual malam tadi Najwa Sihab hanya memoles-moles penjelasan panjang lebar Ahok.
Rupanya malam itu Ahok ingin mengcounter tuduhan bahwa dirinya tidak Amanah. Saya tertawa ketika Ahok membuat Dalih bahwa dia memang hanya 16 bulan memimpin Belitung Timur dan ikut Pilgub Bangka Belitung itu dikarenakan gara-gara permintaan anggarannya untuk menggratiskan jaminan social warga Belitung Timur tidak dipenuhi Gubernur Petahana. Ahok bercerita sang Gubernur menantangnya untuk ikut Pilgub sehingga dia akhirnya maju pilgub dan melepaskan jabatannya sebagai bupati Belitung Timur selama 16 bulan.
Saya tertawa dengan penjelasannya, tetapi lebih tertawa lagi dengan applaus meriah dari Audience yang hadir. Mereka itu tepuk tangan meriah untuk seorang Bupati yang tidak Amanah? Apa tidak aneh itu.
Berikutnya lagi Ahok mencoba menjelaskan mengapa dia lari ke Sumatra Utara untuk ikut Pilgub dan gagal dan kemudian berpindah lagi ke Pilgub DKI. Saya kurang tangkap maksud Ahok bahwa dirinya melakukan itu karena mengejar program ACTA atau apa. Kata Ahok hanya 3 daerah itu yang memfasilitasi program ACTA, Bangka Belitung, Sumatra Utra dan DKI. Ya sudah terserahlah apa kata Ahok saja.
Yang jelas semua orang yang berpikir cerdas pasti bisa melihat untuk apa seseorang dari jabatan Bupati yang hanya 16 bulan kemudian mengejar jabatan Gubernur Bangka Belitung (tidak berhasil), lalu mengejar Pilgub Sumatra Utara (Gagal Total) dan akhirnya lari ke Pilgub DKI dan dipungut Gerindra untuk menjadi Calon Wagub Jokowi.
Mohon dicatat, tatkala sedang menjadi Bupati Belitung Timur (baru 16 bulan), Ahok meninggalkannya begitu saja karena mengejar 3 Jabatan Gubernur yaitu di Bangka Belitung, Sumatra utara dan DKI. Untuk ambisi itu juga maka Ahok melompat-lompat ke 3 Partai Politik. Tapi lucunya sekarang dia membusuk-busukkan Parpol yang sudah membawanya menjadi Gubernur DKI. Silahkan nilai Ahok dengan kecerdasan anda dan moralitas anda.
Dalam acara Mata Najwa itu Ahok sempat memaki-maki Haji Lulung. Ahok juga sempat mengatakan DPR tidak paham UU karena memanggilnya dengan urusan Sumber Waras. Kembali saya tersenyumi dengan ucapan Ahok bahwa DPR tidak paham UU.
DPR itu wakil rakyat. Komisi III itu punya hak memanggil siapapun kalau memang ada pengaduan dari masyarakat. Mau itu politisasi ataupun tidak, secara UU Komisi III kalau memang punya Alasan dapat memanggil Gubernur manapun. Bahkan Presiden juga bisa dipanggil Komisi III dengan diwakili menterinya tentunya. Jadi yang tidak paham UU itu siapa?
Terlalu banyak yang bisa dibahas tentang kelucuan Ahok di Mata Najwa semalam. Akan terlalu panjang tulisannya. Tapi untuk terakhir saya hanya ingin membahas sedikit tentang Teman Ahok yang melakukan propaganda di Facebook yang berusaha menghebat-hebatkan Teman Ahok.
Amelia, gadis berjilbab yang disebut sebagai Koordinator Teman Ahok semalam menjelaskan bahwa Biasa Operasional Teman Ahok berasal dari Penjualan merchandise Kaos dan Souvenir. Amelia mengatakan sudah menjual 30.000 buah Souvenir dengan omset Rp.3 Milyar.
Amelia tidak menyebut Rp.3 Milyar adalah keuntungan Teman Ahok. Dengan begitu bisa dihitung, jika modal dari sebuah kaos berbahan bagus ditambah ongkos sablon adalah 75 ribu per Pcs maka kalau dijual Rp.100.000 sebanyak 30.000 pcs memang menghasilkan omeset Rp.3 Milyar. Tetapi didalamnya ada biayas sejumlah Rp.75.000 x 30.000 pcs sehingga ongkos produksinya adalah Rp.2,25 Milyar. Itu juga belum termasuk proses paking, ongkos angkut, bahan reject dan lain-lainnya. Jadi kalau memang benar omset Rp.3 Milyar itu maka untung bersihnya hanya maksimal Rp.500 Juta.
Seandainya Rp.3 Milyar itu untung bersih, maka sudah pasti kaos itu dijual dengan harga minimal Rp.200.000. (total omset menjadi Rp.6 Milyar, ongkos produksi dan lain-lain Rp.3 Milyar). Tetapi masuk akal tidak orang-orang biasa mau membeli sebuah Kaos dengan harga Rp.200.000? #Mikirr
Sekarang sih silahkan saja para Pendukung Ahok yang culun-culun mengatakan Omset Merchandise Teman Ahok mencapai Rp.10 Milyar. Tetapi coba dihitung biaya operasional selama setahun terakhir untuk Sewa Kantor di Pejaten, Biaya Operasional Kantor (pengadaan computer, biaya ATK, Biaya Listrik, Biaya Komunikasi, Biaya Transportasi dll), Gaji puluhan Karyawan magang, Cetak Formulir, banner, dll hingga biaya sewa puluhan Both di Mall-mall Jakarta. Apa cukup Rp. 10 Milyar itu? #Mikirr.
Intinya saya merasa lucu saja dengan upaya-upaya Teman Ahok dan para pendukungnya yang berusaha jungkir balik mengatakan Ahok bukan orang yang Ambisi Kekuasaan, Ahok adalah orang yang bersih dan Teman Ahok bersih dari sumbangan para konglomerat. Sungguh dipaksakan pencitraan itu.
Mereka lupa bahwa masyakat kita itu cerdas-cerdas. Foto diplintir, Jilbab dijual, Donatur disembunyikan lewat merchandise dan lain-lainnya. Apa dipikir masyarakat Jakarta itu masyarakat di pedalaman Papua yang bisa percaya begitu saja dengan pencitraan model zaman Soeharto?
Dan saran untuk Najwa Sihab, keluar aja deh dari metro TV. Lama-lama disana pasti hilang juga moralitasnya. Dijual demi kepentingan partai Nasdem.
Sekian.
Oleh: Revaputra Sugito